Jumat, 08 November 2013

Wisata Religi (Masjid Sirathal Mustaqim) Samarinda Seberang, Kalimantan Timur

    Masjid Sirathal Mustaqim adalah masjid tertua di Samarinda dan tertua kedua di Indonesia. Masjid ini terletak di Jalan.Pangeran Bendahara, Kecamatan Samarinda seberang, Provinsi Kalimantan Timur.
Didirikan tahun 1881 oleh pedagang muslim asal Pontianak, Kalimantan Barat bernama Said Abdurachman bin Assegaf bergelar Pangeran Bendahara. 

Teras masjid yang sangat teduh
Pada jaman dahulu, sekitar tahun 1800-an merupakan tempat prostitusi, judi, penyembahan berhala, dan sarang bandit. Sehingga tidak khayal para saudagar maupun rakyat biasa enggan melintasi daerah itu dan juga peredaran minuman keras marak di kawasan Samarinda Seberang sehingga menimbulkan keresahan warga sekitar, karena bisa merusak citra Samarinda Seberang sebagai syiar Islam. Warga kampungpun hampir tak ada yang berani ke kawasan ini karena takut. Namun, Pangeran Bendahara mendatangi mereka untuk mengajak menjalankan syariat Islam dan tokoh masyarakat setempat berunding untuk mencari jalan keluar agar Samarinda Seberang bersih dari aktivitas itu. Dalam perundingan disepakati, lahan seluas 2.028 meter persegi di sana akan didirikan masjid.   

Foto Masjid jaman dahulu
Ada cerita aneh tapi menarik saat mendirikan 4 tiang utama penyangga masjid. Meski dilakukan secara gotong royong, Pemasangan tiang yang terbuat dari kayu ulin dengan panjang mencapai 7 meter sulit dilakukan karena besar dan beratnya kayu ulin trsebut.Akhirnya para pekerja putus asa, tiba-tiba mereka didatangi seorang nenek dari luar desa. Tanpa banyak bicara, sang nenek yang tidak diketahui namanya itu langsung menghampiri para pekerja dan menawarkan bantuan.

Setelah Said dan para pekerja menyetujui tawaran, sang nenek yang memakai jubah serba putih itu hanya meminta syarat supaya para warga Samarinda Seberang tidak melihat prosesi pemasangan tiang.
Karena syarat yang cukup ringan, akhirnya warga Samarinda menyerahkan pemasangan tiang kepada sang nenek. Hingga akhirnya pada suatu pagi, warga dikejutkan dengan posisi 4 tiang ulin yang sudah terpancang tegak lurus. Warga pun kaget, tapi tak satu pun orang yang mampu menemukan keberadaan nenek itu. Hahaha..... Sungguh tidak masuk akal ya.. Percaya tidak percaya Tapi itulah keajaiban...
Mimbar masjid




Adapun keunikan lainnya seperti mimbar. Mimbar ini biasanya terletak di tempat dekat imam bagian depan.tetapi mimbar ini berada di dekat tiang tepat di belakang imam dan disamping para makmum. Sempat di pindahkan oleh para warga ke depan dan tepat di dekat imam tetapi keesokan harinya mimbar itupun kembali ketempat asalnya..



Halaman masjid yang asri dan luas
moment saat festival. sahur bulan ramadhan
Selama 10 tahun, pada 1891, atau tepat pada 27 Rajab 1311 Hijriyah, akhirnya Masjid Shirathal Mustaqiem rampung dari pengerjaannya. Sultan Kutai Aji Mohammad Sulaiman, sekaligus menjadi imam masjid pertama yang memimpin salat. Setelah bangunan masjid rampung, pada 1901 Henry Dasen, seorang saudagar kaya berkebangsaan Belanda, memberikan sejumlah hartanya untuk pembangunan menara masjid berbentuk segi delapan, setinggi 21 meter dan luas sekitar 625 meter persegi. Menara itu berdiri tepat di belakang kiblat masjid dengan tiang -tiang penyangga dihubungkan memakai pasak (bukan paku).


Meski beberapa kali dicat ulang, namun bangunannya tidak mengalami perubahan. Biasanya mejid ini rutin menggelar kegiatan islami pada bulan ramadhan seperti festival bedug sahur, Lomba Adzan, Mengaji, dan masih banyak lagi. Hal ini bertujuan untuk meingkatkan ketaqwaan umat muslim kepada Allah SWT, meningkatkan kreatifitas dan juga turut melestarikan masjid siratal mustaqim ini.



Ayo lestarikan cagar budaya peninggalan sejarah Masjid tertua ke - 2 di Indonesia kita ini. 
Sekian. (Desiska.f)



Moment masjid ketika malam hari






Tidak ada komentar:

Posting Komentar