Sabtu, 09 November 2013



FESTIVAL MAHAKAM 2013

      Festival Mahakam adalah sebuah Event tahunan yang selalu diadakan setiap tahun pada tanggal 1-3 November 2013.Kali imi telah menginjak ke 13 Kalinya. Ada yang istimewa para festival tahun ini. Dimana khusus Dragon Race atau Perahu Naga akan mengundang kota-kota lain yang ingin berpartisipasi dan juga hadiah - hadiah menarik juga sudah menanti. 

      Banyak lomba - lomba yang diadakan seperti lomba untuk perahu dengan 20 dan 10 pedayung akan memperebutkan Piala Tetap Walikota Samarinda dengan total hadiah Rp 100 juta.  Kemudian untuk Lomba Berenang Menyeberangi Sungai Mahakam total hadiah Rp 20 juta , serta Lomba Speed Boat dengan total hadiah 30 juta rupiah. Bukan hanya itu , panitia juga akan kembali menggelar kegiatan Pemecahan Rekor MURI yang akan dipusatkan di Islamic Center Samarinda. . Beberapa kegiatan lain juga tetap diselenggarakan antara lain, Lomba Perahu Tambangan, Festival Band Indie, Parade Band Pub, Lomba Tari Pesisir & Tari Pedalaman, Pawai Budaya Nusantara, Upacara Hudoq Kawit, Mahakam Expo dan Mahakam Jazz Fiesta. 
Berikut Jadwal Kegiatan Festival Mahakam 2013 :

Jum'at, 1 Nopember 2013
Lomba Tari Pedalaman,  Pukul: 16.00 - 22.00,  Lokasi: Jalan Anggi (Samping Islamic Center Samarinda)
Festival Band Indie,  Pukul: 19.00 - Selesai,  Lokasi: Panggung Utama Tepian Mahakam, Jl. Gajah Mada, Kota Samarinda.

Sabtu, 2 Nopember 2013
 - Pembukaan FESTIVAL MAHAKAM KE XIII TAHUN 2013,  Pukul: 08.00, Lokasi: Halaman Masjid Islamic Center Samarinda.
 - Penyerahan Plakat MURI,  Pukul: 09.05,  Lokasi: Halaman Masjid Islamic Center Samarinda.
 - Lomba Masak Pejabat,  Pukul: 09.35,  Lokasi: Halaman Masjid Islamic Center Samarinda.
 - Practice Skate dan BMX,  Pukul: 14.00 - 17.00,  Lokasi: Panggung Utama Tepian Mahakam, Jl. Gajah Mada, Kota Samarinda.
 - Lomba Mancing,  Pukul: 15.00 - Selesai, Lokasi: Panggung Utama Tepian Mahakam, Jl. Gajah Mada, Kota Samarinda.
 - Parade Band Pub dan Cafe,  Pukul: 16.00 - 18.00,   Lokasi: Panggung Utama Tepian Mahakam, Jl. Gajah Mada, Kota Samarinda.
 - Festival Band Indie,  Pukul: 19.00 - 22.00,  Lokasi: Panggung Utama Tepian Mahakam, Jl. Gajah Mada, Kota Samarinda.
 - Lomba Dayung Perahu Naga,  Pukul:  09.00 - Selesai,  Lokasi: Dermaga Tepian Kantor Gubernur
 - Lomba Power Boat,  Pukul:  09.00 - Selesai,  Lokasi: Dermaga Tepian Kantor Gubernur
 - Lomba Perahu Tambangan,  Pukul:  09.00 - Selesai,  Lokasi: Dermaga Tepian Kantor Gubernur
 - Lomba Menggambar dan Mewarnai,  Pukul: 09.00 - Selesai,  Lokasi: Halaman Masjid Islamic Center Samarinda.
 - Lomba Tari Pesisir,  Pukul:16.00 - 22.00,  Lokasi Jl. Anggi (Samping Islamic Center Samarinda)

Minggu, 3 Nopember 2013
Lomba Berenang Menyeberangi Sungai Mahakam,  Pukul: 06.00,  Lokasi: Dermaga Tepian Kantor Gubernur
Pawai / Carnaval Budaya,  Pukul: 08.00 - Selesai,  Lokasi: Panggung Kehormatan, depan Kantor Gubernur Kaltim.
Lomba Foto Grafi dan Desain Logo,  Pukul: 08.00 - 10.00,  Lokasi: Panggung Kehormatan, depan Kantor Gubernur Kaltim.
Final Lomba Dayung Perahu Naga,  Pukul: 09.00 - Selesai,  Lokasi: Dermaga Tepian Kantor Gubernur Kaltim.
Final Lomba Perahu Tambangan,  Pukul: 09.00 - Selesai,  Lokasi: Dermaga Tepian Kantor Gubernur Kaltim.
Final Lomba Power Boat,  Pukul: 09.00 - Selesai,  Lokasi: Dermaga Tepian Kantor Gubernur Kaltim.
Kompetisi Skate dan BMX,  Pukul: 10.00 - 16.00,  Lokasi: Panggung Utama Tepian Mahakam, Jl. Gajah Mada, Kota Samarinda.
Parade Band Pub dan Cafe,  Pukul: 16.00 - 18.00,  Lokasi: Panggung Utama Tepian Mahakam, Jl. Gajah Mada, Kota Samarinda.
Final Festival Band Indie,  Pukul: 19.00 - 22.00,  Lokasi: Panggung Utama Tepian Mahakam, Jl. Gajah Mada, Kota Samarinda.
Lomba Fashion Casual Trendy Sarung Samarinda,  Pukul: 15.00 - Selesai,  Lokasi Jl. Anggi (Samping Islamic Center Samarinda)
Puncak Acara Ritual Adat Dayak ( Hudoq Kawit ) Sekaligus Penutupan Festival Mahakam XIII,  Pukul: 19.00 - 22.00, Lokasi: Halaman Kantor Gubernur Kaltim.
Ibu Walikota mengikuti lomba memasak

Festival ini diperuntukan oleh seluruh lapisan masyarakat Samarinda guna memberikan hiburan kepada warga dan juga sebagai sarana promosi pariwisata Samarinda agar dapat mendatangkan wisatawan lokal, nasional, maupun internasional sehingga lebih dikenal bukan hanya dari segi industri saja, juga dari segi pariwisatanya. (desi iska Fadhila )
penyerahan rekor muri



Tarian daerah dari penari - penari kaltim

keramaian suasana penonton di halaman kantor gubernur

Jumat, 08 November 2013

Sarung Tenun Samarinda ( Tajong Samarinda ), Samarinda seberang, Kalimantan Timur

Jika kita berjalan - jalan di Samarinda, tidak lengkap rasanya jika tidak membeli oleh - oleh khs samarinda dan mengunjungi tempat wisat ini ya, Slah satunya adalah sarung samarinda.
  Nah, Sarung Samarinda ini merupakan Sarung yang dibuat menggunakan ATBM (alat tenun bukan mesin ) atau yang biasa disebut Gedokan. Tajong samarinda ini pada mulanya dibawa oleh para pendatang suku Bugis wajo yang berpindah ke Samarinda karena tidak mau patuh pada perjanjian bongaja di daerah asal mereka. Tajong ini erat kaitannya dengan sejarah berdirinya Samarinda, Masjd Sirathal Mustaqim, dan La mohang Daeng Mangkona.

Gedokan
Kampung Pertenunan sarung samarinda ini terletak di Jalan Pangeran Bendahara, Kcamatan Samarinda sebrang, Provinsi Kalimantan Timur. dikarenakan gang yang lumayan sempit, jadi bagi wisatawan yang menggunakan kendaraan dapat parkir di pinggir jalan. Gang pertenunan ini lumayan unik, jalanannya terbuat oleh ulin dan seluruh warga didalam gang ini adalah pendatang dari suku bugis wajo yang dimana di tiap - tiap rumahnya ada alat gedokan yaitu alat yang digunakan untuk membuat sarung. Seluruh ibu - ibu di ampung ini rata -rata adalah pengrajin sarung.

Pembuatan sarung ini brkisar antara 15- 30 hari per sarungnya. untuk Harga 1 sarung sekitar Rp. 250.000 - Rp. 400.000. harga ini memang sedikit mahal di banding sarung biasa dikarenakan produksi pembuatannya yang tidak menggunakan mesin (tradisional ), juga benang yang dipesan khusus dari Negara China. Tetapi dewasa ini, banyak sekali sarung samarinda palsu yaitu yang beredar dan di buat memakai mesin dan cetakan membuat miris para pengrajin sarung samarinda karna itu satu - satunya sumber peghasilan mereka.

motif corak sarung samarinda
Saya sempat penasaran dengan sarung yg asli dan yang palsu, saya pun membeli keduanya alhasil sangat berbeda sekali. Sarung yang asli mempunyai tekstur kain yang halus, ketika belulang - ulang di cuci dan dipakai warna dan harumnya tetap wangi seperti wangi melati. Sangat bebeda dengan yang palsu.motif yang ditawarkan dari sarung tenun asli ini sangatlah cantik dan menarik. Corak yang melekat pada sarung Samarinda tersebut juga sangat memukau dan menyegarkan setiap pasang mata yang memandangnya. walaupun sarung ini dibuat oleh warga yang bersuku Bugis namun motif kain tidaklah sama dengan sarung bugis asli dari Sulawesi.Motif sarung tenun Samarinda sudah dimodifikasi dengan khas kaltim, bunga-bunga besar dengan warna-warna mencolok, namun ada juga motif kotak-kotak biasa

model pakaian formal bahan sarung samarinda
Dewasa ini, Sarung samarinda bukan hanya menjadi sarung biasa. Tetapi dapat di modifikasi sebagai Pakaian formal, dress, ataupun gaun malam.

Sangat disayangkan, pemukiman warga yang sedikit kumuh, juga aroma lingkungan yang sedikit apek, mungkin dikarenakan sangat padatnya rumah penduduk sehingga kurangnya sirkulasi udara dan cahaya matahari yang masuk. 


Saran saya, sebaiknya lokasi pertenunan sarung samarinda ini harus mempunyai unsur 3 S yaitu : Something to see, something to do, dan something to buy.

Something to see : Sesuatu yang dapat kita lihat di tempat wisata tersebut seperti cara pembuatannya  hingga hasil jadi kerajinan terrsebut.
Something to do : Sesuatu yang dapat kita lakukan, Wisatawan diharapkan bukan hanya melihat pembuatan sarung tersebut tetapi juga dapat mencoba membuat sarung agar dapat merasakan sensasi tersendiri.
Something to buy : Setelah melihat dan mencoba, diharapkan wisatawan dapat membeli hasil dari kerajinan sarung tenun samarinda sebagai souvenir atau oleh - oleh  untuk di bawa pulang.

Lamin tua sebelum renovasi
Kilas balik, sebelum masuk gang pertenunan, tepat disebelah kanan berdiri kokoh lamin tua besar yang sekarang sedang di pugar dan diperbaiki.Mendengar sekilas dari cerita warga mengatakan bahwa bekas lamin tua itu akan di bangun pusat pertenunan sarung samarinda oleh Dinas Kebudayaan  Pariwisata dan Kominfo Kota Samarinda. Jadi, semua aktifitas mulai dari menenun, hingga hasil jadinya akan dibuatkan di satu tempat khusus. Luar biasa Sangat perduli sekali pemerintah kita terhadap pariwisata kota Samarinda ini. Semoga harapan Pemerintah, Masyarakat, maupun kami sebagai mahasiswa pariwisata dapat tercapai dan semoga pariwisata Kota Samarinda ini semakin maju, dan dikenal luas buka hanya masyarakat lokal,tetapi juga penduduk Indonesia dan wisatawan mancanegara. Amin.
 Sekian. (Desiska.F)





moment jaman dahulu




pakaian takwo adat kutai modifikasi sarung samarinda oleh Duta Wisata Provinsi Kaltim 2013

dress santai berbahan sarung samarinda oleh Putri Pariwisata Kaltim 2013

model gaun malam berbahan sarung samarinda oleh Putri pariwisata prov. Kaltim 2012



Wisata Religi (Masjid Sirathal Mustaqim) Samarinda Seberang, Kalimantan Timur

    Masjid Sirathal Mustaqim adalah masjid tertua di Samarinda dan tertua kedua di Indonesia. Masjid ini terletak di Jalan.Pangeran Bendahara, Kecamatan Samarinda seberang, Provinsi Kalimantan Timur.
Didirikan tahun 1881 oleh pedagang muslim asal Pontianak, Kalimantan Barat bernama Said Abdurachman bin Assegaf bergelar Pangeran Bendahara. 

Teras masjid yang sangat teduh
Pada jaman dahulu, sekitar tahun 1800-an merupakan tempat prostitusi, judi, penyembahan berhala, dan sarang bandit. Sehingga tidak khayal para saudagar maupun rakyat biasa enggan melintasi daerah itu dan juga peredaran minuman keras marak di kawasan Samarinda Seberang sehingga menimbulkan keresahan warga sekitar, karena bisa merusak citra Samarinda Seberang sebagai syiar Islam. Warga kampungpun hampir tak ada yang berani ke kawasan ini karena takut. Namun, Pangeran Bendahara mendatangi mereka untuk mengajak menjalankan syariat Islam dan tokoh masyarakat setempat berunding untuk mencari jalan keluar agar Samarinda Seberang bersih dari aktivitas itu. Dalam perundingan disepakati, lahan seluas 2.028 meter persegi di sana akan didirikan masjid.   

Foto Masjid jaman dahulu
Ada cerita aneh tapi menarik saat mendirikan 4 tiang utama penyangga masjid. Meski dilakukan secara gotong royong, Pemasangan tiang yang terbuat dari kayu ulin dengan panjang mencapai 7 meter sulit dilakukan karena besar dan beratnya kayu ulin trsebut.Akhirnya para pekerja putus asa, tiba-tiba mereka didatangi seorang nenek dari luar desa. Tanpa banyak bicara, sang nenek yang tidak diketahui namanya itu langsung menghampiri para pekerja dan menawarkan bantuan.

Setelah Said dan para pekerja menyetujui tawaran, sang nenek yang memakai jubah serba putih itu hanya meminta syarat supaya para warga Samarinda Seberang tidak melihat prosesi pemasangan tiang.
Karena syarat yang cukup ringan, akhirnya warga Samarinda menyerahkan pemasangan tiang kepada sang nenek. Hingga akhirnya pada suatu pagi, warga dikejutkan dengan posisi 4 tiang ulin yang sudah terpancang tegak lurus. Warga pun kaget, tapi tak satu pun orang yang mampu menemukan keberadaan nenek itu. Hahaha..... Sungguh tidak masuk akal ya.. Percaya tidak percaya Tapi itulah keajaiban...
Mimbar masjid




Adapun keunikan lainnya seperti mimbar. Mimbar ini biasanya terletak di tempat dekat imam bagian depan.tetapi mimbar ini berada di dekat tiang tepat di belakang imam dan disamping para makmum. Sempat di pindahkan oleh para warga ke depan dan tepat di dekat imam tetapi keesokan harinya mimbar itupun kembali ketempat asalnya..



Halaman masjid yang asri dan luas
moment saat festival. sahur bulan ramadhan
Selama 10 tahun, pada 1891, atau tepat pada 27 Rajab 1311 Hijriyah, akhirnya Masjid Shirathal Mustaqiem rampung dari pengerjaannya. Sultan Kutai Aji Mohammad Sulaiman, sekaligus menjadi imam masjid pertama yang memimpin salat. Setelah bangunan masjid rampung, pada 1901 Henry Dasen, seorang saudagar kaya berkebangsaan Belanda, memberikan sejumlah hartanya untuk pembangunan menara masjid berbentuk segi delapan, setinggi 21 meter dan luas sekitar 625 meter persegi. Menara itu berdiri tepat di belakang kiblat masjid dengan tiang -tiang penyangga dihubungkan memakai pasak (bukan paku).


Meski beberapa kali dicat ulang, namun bangunannya tidak mengalami perubahan. Biasanya mejid ini rutin menggelar kegiatan islami pada bulan ramadhan seperti festival bedug sahur, Lomba Adzan, Mengaji, dan masih banyak lagi. Hal ini bertujuan untuk meingkatkan ketaqwaan umat muslim kepada Allah SWT, meningkatkan kreatifitas dan juga turut melestarikan masjid siratal mustaqim ini.



Ayo lestarikan cagar budaya peninggalan sejarah Masjid tertua ke - 2 di Indonesia kita ini. 
Sekian. (Desiska.f)



Moment masjid ketika malam hari






Wisata Ziarah ( La Mohang Daeng Mangkona ), Samarinda Seberang, Kalimantan Timur



Lamohang Daeng Mangkona , Nama tersebut pasti sudah tidak asing lagi di telinga urang - urang etam di Samarinda. Bagi para penduduk luar Samarinda pasti bertanya - tanya Siapakah beliau ? Ya. Lamohang Daeng Mangkona adalah Seorang tokoh penting dalam cikal bakal pendirian Kota Samarinda provinsi Kalimantan Timur. 

Cerita ini berawal di tahun 1668 ketika  Lamohang Daeng Mangkona dan sekelompok penduduk dari suku Bugis Wajo merantau hijrah dari Daerah asal mereka dikarenakan Mereka  tidak mau patuh dan tunduk kepada Perjanjian Bongaja yang dimana sedang terjadi peperangan di Daerah asal mereka. 

Daeng Mangkona dan rombongan penduduk pun memilih Pulau Kalimantan tepatnya di Kota Samarinda yang dulunya bernama Samarenda ini. Mereka bertemu dengan Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura dan meminta izin untuk tinggal sementara.Kemudian diizinkan dengan syarat mereka harus membantu pasukan Kutai Kartanegara Ing Martadipura untuk melawan penjajahan pada masa itu. 

Hingga berhasil dan sejak saat itulah Daeng Mangkona beserta rombongan pendatang tersebut mengembangkan daerah  Tanah Rendah yang sekarang bernama samarinda dan menjadi pusat perdagangan dan juga sebagai pelabuhan singgah. maka dari itu di hadiahkan wilayah tepi Samarinda Seberang sebagai tempat bermukim para pendatang dari suku Bugis Wajo sebagai rasa terima kasih telah banyak membantu Kerasaan Kutai Kartanegara Ing martadipura.
Hingga sampai akhir hayatnya La mohang Daeng Mangkona berserta rombongannya pun wafat dan di makamkan di Samarinda Seberang.



Biasanya tiap tahun ramai dikunjungi oleh para peziarah baik itu sedekar memanjatkan doa maupun hanya berjalan jalan melihat makam. Di makam tersebutpun tersedia tepat parkir yang luas, toilet, dan Gazebo untuk beristirahat yang telah di renovasi oleh Pemerintah Kota Samarinda. Hanya saja kurangnya pengelolaan dan SDM membuat lokasi makam ini sedikit berdebu dan kurang begitu bersih 


Makam Lamohaong Daeng Mangkona


Jika Boleh saran, sebaiknya kotak Sumbangan diletakkan di tempat yang strategis seperti didepan pintu masuk atau bisa juga dengan di berlakukan aturan membayar tarif masuk untuk para wisatawan yang ingin berkunjung ke makam tersebut untuk agar dana yang masuk dapat digunakan sebagai perbaikan sarana prasarana, honor penjaga Makam, juga untuk iuran kebersihan.


Alm. La Mohang Daeng MAngkona
Semoga dengan adanya Taman makam Lamohang Daeng Mangkona dapat menjadi cerita sejarah dan pengetahuan bagi teman -teman semua bahwa merekalah tokoh pendiri cikal bakal berdirinya Kota Samarinda yang kita cintai ini.Sekian (Desi Iska Fadhila)

Jumat, 18 Oktober 2013

DESA BUDAYA LEKAQ KIDAU

 Bahasa Indonesia

Kali ini Saya akan menceritakan tentang satu desa pemukiman penduduk di hulu mahakam, Yap! Desa Lekaq Kidau adalah sebuah desa yang didiami oleh suku dayak etnis Kenyah yang terletak di Kecamatan Sebulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Jarak yang ditempuh untuk menuju lokasi ini sekitar 33km , sekitar 1jam perjalanan dari kota Tenggarong.

Di Desa Lekaq Kidau ini kita dapat melihat keindahan lingkungan suku dayak kenyah yang masih terjaga tradisi dan keasliannya seperti Lamin (Rumah panjang), Patung nenek moyang, dan rumah - rumah tinggal penduduk yang masih tradisionil.
 



Kebetulan saat saya berkunjung kesana di saat acara Pesta Panen Mecaq Undat yang sangat meriah. Di hadiri oleh Bupati Kutai Kartanegara Ibu Rita Widyasari S.Sos, MM dan Wakil Bupati Kukar Bapak HM Ghufron Yusuf, Majelis Adat Desa Gianyar Bali Ngurah Oka Ratmadi, yang kebetulan sedang melakukan kunjungan kerja di Kukar.


Acara pesta panen tersebut di awali dengan Pemotongan Babi dengan dibacakan mantra-mantra oleh sang dukun yang Babi tersebut dipersembahkan kepada Dewa Tanah sebagai wujud penghormatan. selanjutnya para wanita dayak menumbuk padi dari hasil panen tersebut yang dimana untuk di masak dan disantap bersama - sama. 
 
 
Dengan menggunakan Pakaian adat suku dayak kenyah, para wanita cantik menari Enggang dan diiringi Para lelaki yang menari dan membawa senjata mandau dan tameng yang merupakan senjata tradisional suku dayak.

Selain melihat kesenian tari, upacara adat, dan lamin, pengunjung juga dapat singgah di outlet penjualan souvenir kriya kerajinan dayak sebagai oleh - oleh pengunjung seperti Topi, kalung, pernak pernik yang terbuat dari manik, tas anjat, mandau yang di kemas begitu cantik dan masih banyak lagi. Bagaimana untuk harga ? Bisa di tawar kok :) 



Sangat bangga sekali bisa melihat kesenian dan upacara adat suku asli kalimantan ini. Dengan adanya Wisata budaya ini, semoga kita lebih mencintai, menjaga dan melestarikan tradisi budaya suku asli dayak kenyah ini agar tidak hilang oleh waktu. Sekian informasi Wisata budaya dari saya.Terima Kasih  :)
 Kenali Negerimu Cintai Negerimu, Ayo kunjungi Wisata Kalimantan Timur !

English language


VILLAGE CULTURAL LEKAQ KIDAU


Now, I wanna story about one of village in Ulu Mahakam. Yup! Lekaq Kidau Village is inhabited village residents of ethnic dayak kenyah located in district Sebulu, Kutai Kartanegara, East Borneo.
Distance about 33km or 1 hour trip from city centre of Tenggarong.

In here, We can see the beauty of environment that still maintained the tradition authenticity as Long House 
( Lamin ) Acnestore Sclupture, traditional houses of peoples.


Incidentally when I visit there at the Harvest Festival event Mecaq Undat. Kutai kartanegara Regent Mrs. Rita Widyasari S. Sos, MM and Kutai Kartanegara Vice Regent HM GhufronMr. Yusuf, Council of Indigenous Village Gianyar Bali Ngurah Oka Ratmadi, who happened to be on a working visit in Kukar.

 

The harvest festival event begins with slaughter pigs with mantras recited by the shaman dedicated to Lord of lands as a tribut.The next Dayak women pounding rice from the harvest in which to cook and eat together.

 By Using a uniform costum dayak kenyah, Many beautiful woman do traditional dancing accompanied the men who bring weapons and saber( Mandau)  and a shield ( Tameng) which is traditional Dayak weapon.

 Moreover to seeing the arts of dance, ceremonies, and long house ( Lamin ),tourist can also visit souvenirs shop. Such as hats, necklaces, knick-knacks made ​​of beads, Anjat bags, Saber(Mandau) is in the pack so pretty and many more handicraft. How to price? Be calm, You can Bargaining :) 

I'm so proud can see the art and ceremonies Borneo's indigenous tribes. With the cultural tourism I hope we more love, more keep , and conserve the curtural traditional of indigenous Dayak Kenyah not lost of time.
I think thats all. Thank You. :)
Know your country, Love your country, Lets visit East Borneo!!